Ini klo warga +62 ngerujuk kejadian yang terjadi di New
Delhi, India. Bisa jadi ngomongnya begini, India kena batunya deh. Kenapa
begitu ? Warga India dikenal bandel2 mirip dinegeri +62 dalam menghadapi
pandemi Coronavirus.
Bukannya gak empati ato gimana. Sebuah pelajaran berharga
harus kita ambil dari tsunami Covid-19 (begitu sebagian besar surat
kabar dunia menyebutnya), karena jumlah korban yang sangat besar, sekitar 300.000an
orang hanya dalam sehari.
Akibat kejadian tersebut, pemerintah kota New Delhi
memutuskan untuk menerapkan lockdown ato karantina wilayah, terhitung
25/04/2021. Mengutip dari AFP, berdasarkan data dari
Kementerian Kesehatan India tercatat kasus Covid-19 berada di angka 349.691
kasus baru dan 2.767 kematian, tertinggi sejak dimulainya pandemi gelombang
kedua.
Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal memutuskan
bahwa lockdown akan diperpanjang selama sepekan. Saat ini di New Delhi ada
sekitar 20 juta orang dan dengan kejadian yang ada, merasa sangat
terpukul.
Peran media sosial seperti Twitter sampai kewalahan
untuk menahan + menghapus pesan2 yang mengkritik pemerintah India dalam upaya
penanganan Covid-19 ini. Dalam tujuh hari terakhir, India telah
mencatat lebih dari dua juta kasus Covid-19. Angka ini meningkat 58
persen dari minggu sebelumnya.
Selain New Delhi, kota lain di India juga melakukan
pembatasan, antara lain Mumbai yang mulai memberlakukan jam malam
ato pembatasan aktivitas untuk mencoba dan menahan penyebaran virus.
Untuk mengantisipasi kekurangan tabung oksigen,
pemerintah India telah menyediakan pasokan oksigen dari negara lain yang
diangkut menggunakan kereta api khusus dan kontainer pengangkut oksigen.
Yang bakal terkendala secara luas yakni jumlah angkutan ekspor
impor, jika isu pandemi ini gak bisa ditangani dengan baik. Pelajaran
singkatnya adalah, walau sudah ada vaksin, jangan pernah melalaikan protokol
kesehatan. Sesuatu yang tak terduga bisa muncul, seperti contoh di New Delhi
ini.
Sumber : CNN Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar