Melihat situasi dan kondisi (si-kon) yang berkembang di
Suriah, wajar bila operator terminal kontainer asal Filipina yang bermarkas di
Manila, International Container Terminal Services Inc. (ICTSI) berniat mundur.
Melalui anak perusahaannya, Tartous International
Container Terminal (TICT) mempertimbangkan menarik diri dari biz tersebut akibat
perang sipil sejak 3 tahun belakangan sehingga mengakibatkan, tak hanya
kerugian tetapi juga membahayakan stafnya disana.
Kabarnya, ICTSI sudah memulangkan semua pegawainya yang
berkebangsaan Filipina dan dibawah Investment Agreement antara TICT dan Tartous
Port General Company (TPGC) mendeklarasikan kejadian diatas sebagai “force majeure”.
Sejak tahun 2011, ICTSI beroperasi dibawah lingkungan
yang amat sulit. Kondisi bisnis dan ekonomi Suriah semakin memburuk sejak
diberlakukannya sanksi perdagangan oleh Uni Eropa dan Amrik serta dampak dari
penutupan perbatasan Suriah-Irak.
Dampak krisis Suriah mengakibatkan pihak ICTSI memilih
cabut dari Suriah. So, ngapain maksa kalo dari sisi bisnis sudah amburadul
begini ?
Sumber : Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar