Niat kesultanan Uni Emirat Arab (UEA) ngga main-main dan serius banget agar negerinya tidak terlalu
tergantung kepada ekspor minyak. Kini Abu Dhabi menyulap diri menjadi Negara yang
tanggap dengan perubahan dan mulai masuk industri besar, di pabrik aluminium,
baja dan petrokimia.
Bahkan
Abu Dhabi Ports Co. (ADPC) berencana meningkatkan kapasitas Khalifa Port di
kawasan Teluk Persia agar bisa menjadi pelabuhan terdepan dimasa datang.
Khalifa Port baru beroperasi September lalu namun ditarget bisa melayani hingga
1,2 juta TEUs di tahun 2014.
CEO Abu
Dhabi Port Co., Tony Douglas, menyebutkan dibutuhkan waktu untuk melakukan
konstruksi agar hasilnya optimal. Migrasi biz dari terminal kontainer lama Port
Zayed ke Khalifa Port dijadualkan selesai akhir tahun 2012 ini.
Pelabuhan
lama (Port Zayed) hanya bisa menampung hingga 800.000 TEUs dan bila ingin
diperbesar maka dibutuhkan investasi baru senilai USD 10 juta untuk pemasangan
crane baru per unitnya. Tinggal menghitung berapa unit yang dibutuhkan.
Martijn
Van de Linde (CEO Abu Dhabi Terminals) berkomentar bahwa dalam kurun waktu 5
tahun ke depan, Khalifa Port bisa meningkatkan kapasitas hingga 5 juta TEUs. Lokasi
Khalifa Port berdekatan dengan Khalifa Industrial Zone (Kizad).
Kompleks terminal Khalifa Port tahap
pertama, membangun pulau buatan diluar kota Abu Dhabi, dengan menelan biaya AED
26,6 milyar (= USD 7,2 milyar) dan terletak 25 mil dari pelabuhan Jebel Ali
Port, Dubai – terminal kontainer terbesar ke-9 didunia.
Hebat ya, terintegrasi gitu. Kapan
donk republik ini mulai membangun, jangan sampe telat dan keduluan terus donk. Malaysia
punya Port of Tanjung Pelepas (PTP) dan Singapura semakin mendunia dengan
bendera PSA International.
Ayooo, kita bisa !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar