Polemik terkait pembangunan Pelabuhan Patimban di propinsi Jawa Barat, hingga kini menghadirkan pro + kontra terkait prospek bisnis kedepannya. Ada yang meng-klaim bakal jadi pelabuhan tersibuk di Tanah Air. Tetangganya jelas gak terima dunk.
Secara
fasilitas infrastruktur pun belum sepenuhnya terwujud tetapi berbagai klaim
yang lain bermunculan – mohon maaf, berlebihan – dapat menekan
biaya logistik hingga single digit.
Wong
mitra yang diajak bekerjasama menjadi operator pun sempat didebat kurang
capable namun karena dibelakangnya menggandeng Pelindo III dan seterusnya, akhirnya masyarakat diminta
memahami.
Apapun
wujud Pelabuhan Patimban kedepannya patut didukung secara nasional agar
republik ini memiliki banyak pelabuhan berkelas internasional dan satu sama lain
bisa berkompetisi secara terbuka, seperti halnya di RRCina.
Untuk
meniru kapabilitas pelabuhan2 di RRCina gak masalah namun SDM yang ditempatkan
nantinya harus betul2 yang memahami bisnis kepelabuhanan serta memiliki kompetensi
di bidangnya sehingga hasilnya optimal.
Selain pemetaan terhadap kawasan industri + sentra produksi mana aja yang potensil dan bisa mendukung keberhasilan sebuah pelabuhan, wajib dipetakan dengan baik. Maklum data di negeri ini kadang sulit didapat + sulit diolah.
Kita
lihat, rencananya akhir tahun 2020 ini Fase I akan dioperasikan dan dilanjutkan
pembangunan Fase II awal Januari 2021. Semoga sesuai harapan dan target
menjadikan biaya logistik ke single digit bisa maujud.
Itu
aja dulu. Jangan banyak berdebat dan saling menjatuhkan. Buktikan dengan
kenyataan.
Sumber
: Dari Sana-sini / Foto : Nusantara Maritime News.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar