Tempo hari, manajemen pelayaran asal
Korea Selatan yang tengah naik daun SM Line, berupaya menego kembali pakta
kerjasama dengan pelayaran Hyundai
Merchant Marine (HMM) untuk rute Trans
Pasifik (TP) namun ternyata gagal.
Seperti diketahui, SM Line merupakan
pendatang baru sepeninggal hancurnya Hanjin
Shipping (HJS) di penghujung tahun 2016
dan dalam beberapa tahun kedepan berambisi menjadi operator 20 besar dunia.
Desember 2017 lalu,
SM Line mengajukan usulan kerjasama dengan HMM untuk tujuan Amrik pantai timur (US Eact Coast),
bahkan sesumbar di tahun ini juga SM Line tengah menyiapkan servis ke-2 untuk
ke area US West Coast.
Juru bicara HMM cuma bilang, untuk
saat ini blon mungkin bekerjasama dengan SM Line karena ada beberapa faktor yang sulit diprediksi dan
juga pertimbangan reliabilitas SM Line
blon teruji banyak.
Co-founder & chief investment officer di bank
investasi SC Lowy, Soo Cheon Lee,
menyampaikan bahwa SM Line butuh mitra kerja yang bagus agar SM Line bisa
mempertahankan tingkat kompetisi yang cukup ketat sekarang ini.
Pangsa pasar HMM dan SM Line untuk
kargo impor ke Amrik di tahun 2017 yakni 6,8
% dan 0,7 % menurut data
statistik PIERS. HMM mengangkut 881.608 TEUs di tahun 2017 (ranking 8) dan SM Line 187.781 TEUs di peringkat 15.
Pengangkut terbesar ke Amrik
diduduki CMA CGM / APL dengan porsi 14,6 %, diikuti Evergreen 10,9 % dan Cosco
10,8 %. Saat ini SM Line memiliki 10
servis tersebar di berbagai belahan dunia.
Empat servis di Intra-Asia, 2 servis
slot-charter di rute Asia-India, 2 feeder service, 1 servis ke Timur Tengah dan
1 servis ke USWC. HMM sendiri dipandang sukses menggandeng 2 (dua) pemain besar
di aliansi strategis 2M (Maersk Line +
MSC) di sejumlah rute penting.
Sumber : Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar