Setahun
itu waktu yang cukup untuk mengevaluasi performansi. Makanya gak heran klo
setiap 3 (tiga) bulanan, manajemen
ngadain evaluasi, disamping jika perusahaan konsisten pastinya ada evaluasi
rutin bulanan juga.
Saat
ini, kabarnya perusahaan pelayaran Israel,
Zim Line (resminya sih : Zim
Integrated Shipping Services), merugi USD
6,4 juta dan itu prestasi. Pasalnya, triwulan 1 tahun 2016, hasilnya rugi USD 56,3 juta. Gede bingitz gitu
ruginya.
Dengan
excuse agak mendingan ruginya, makanya dibilang triwulan 2017 cukup berhasil menekan kerugian karena kondisi
perusahaan pelayaran secara umum, juga lagi berdarah-darah. Nyaris gak ada yang
bilang untung gede.
Triwulan
2017 angkutan Zim meningkat 3,6 persen
jadi 598.000 TEUs, dengan rata2 tarif
di angka USD 953 per TEU ato naik
dikit dari USD 943 per TEU selama
periode Jan-Mar 2016 – demikian
laporan yang dimuat di media American
Shipper.
CEO Zim Line, Rafi Danieli meyakinkan publik bahwa
peruabahan anggota aliansi di awal April
2017, memicu pihaknya juga untuk melakukan terobosan di niche market karena bila di pasar ruang
terbuka seperti rute Asia – Eropa (AE) ato Asia – Mediterania (AM) udah gak kuat
bersaing.
Zim
Line hingga saat ini memilih menjomblo alias as an independent carrier, ketimbang bergerombol ikut aliansi
strategis. Gak banyak pelayaran yang menjpmblo tetapi pasti butuh strategi
khusus supaya gak kelibas.
Seberapa
lama Zim kuat bertahan menjomblo, yuuuk kita simak baik2. Mungkin dengan
menjomblo, pengeluaran lebih hemat he he he …
Sumber
: Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar