Bila kena krisis ini, setipa
perusahaan bakal koleps alias ngga bisa ngapa-ngapain lagi selain berharap
kebaikan pihak lawan atau pemberi/peminjam dana supaya bisa bernafas lega
dengan sejumlah negosiasi khusus.
Adalah PT Berlian Laju
Tanker (BLT) yang kini tengah didera kesulitan keuangan. Bahkan keputusan untuk
menunda pembayaran utang dan cicilan yang harus dilakukan, sempat memicu
sejumlah perusahaan sewa kapal deg-deg-plas.
Artinya khawatir banget.
Duit gue balik ngga ya ? Ato bisa kebayar ngga ya ? Salah-salah duit ngelayang
ke negeri antah-berantah. Komprominya, ya kasih kesempatan BLT untuk melakukan
restrukturisasi.
Menurut taksiran sementara,
jumlah cicilan yang harus dibayar oleh BLT berkisar di angka USD 418 juta. Krisis
yang melanda pelayaran berbasis tanker di republik ini, terkena dampak dari
persaingan diluar sana akibat jebloknya freight rate, tingginya harga minyak, pertumbuhan
armada kapal yang luar biasa serta kelesuan ekonomi dunia.
Untuk melaksanakan program
restrukturisasi, pihak BLT menunjuk FTI Consulting guna memberikan panduan
yang diperlukan, sementara perdagangan saham BLT di Indonesia dan Singapura,
ditunda hingga batas waktu tak ditentukan.
Salah satu penyedia kapal
yang bermarkas di Singapura, FSL Trust, ikut khawatir dengan perkembangan yang
terjadi. Pasalnya, 3 (kapal) tankernya disewa BLT dan entah kapan bisa
dibayarkan ?
Tiga unit chemical tanker
yang disewa BLT adalah : Pertiwi, Prita Dewi dan Pujawati. Bila krisis
berlanjut bisa jadi FSL Trust akan mengambil langkah hukum namun sejauh ini akan
melihat perkembangan terlebih dulu.
Yaps, kasih nafas buatan
dulu dan bila sudah siuman khan tinggal menagih janji. Gitu aja koq repot. Oh
ya rujukan sebelumnya atas isu ini, silahkan baca JT 280112 : Restrukturisasi BLT
Wajib.
Sumber : STA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar