Persaingan
keras dan volume yang menurun drastis
sejak akhir tahun 2019 lalu, sejak munculnya isu perang dagang antara Amrik - RRCina, disambung libur Imlek hingga munculnya hantu baru Coronavirus membuat PIL harus angkat kaki.
Kabar ini sempat merebak awal
tahun 2020 dimana pelayaran yang berbasis di Singapura ini menyadari servisnya di rute Trans Pasifik (TP) sulit bersaing dengan para pemain global.
Akhirnya, Pacific International Lines (PIL) memutuskan untuk cabut mulai bulan depan dan
kedepannya PIL akan fokus di North-South
Trade, seperti : Afrika, Timur Tengah / :aut Merah (Red
Sea), India Sub Continent (ISC), Amerika Latin + Oceania.
PIL terdapat di peringkat 10 operator kontainer terbesar
di dunia dan di kawasan Asia Tenggara merupakan pelayaran yang terbesar, mengoperasikan
sekitar 150 kapal berbagai ukuran, termasuk kapal kontainer, bulk + multi-purpose.
Menurut media American journal of Transportation, PIL memiliki kantor hampir 500 lokasi di 90
negara. Bukan pemain biasa tetapi
anehnya PIL koq gak merapat ke aliansi
global supaya bisa bertahan ? Pengen
tahu aja alasannya.
Sumber : Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar