Pelayaran asal Korea Selatan yang disubsidi abiiiz pemerintahnya, Hyundai Merchant Marine (HMM) walau
masih terseok-seok tapi masih bisa menghibur diri. Setidaknya net loss yang ditahun
2017 mencapai KRW 11,9 trilyun bisa ditekan hingga KRW 808 milyar (= USD 719 juta) di tahun 2018 lalu.
Walau bagaimana pun, gak disisni gak
disini tetap dibutuhkan kambing hitam buat disalahkan he he he. HMM mensinyalir
bahwa tingginya harga bahan bakar minyak
(BBM) menjadi kontributor kerugian. Ya alasan masuk akal ‘lah.
Harus diakui juga bahwa rute Amrik
menyumbang cukup lumayan bagi HMM dengan adanya isu perang dagang antara Amrik
dan RRCina. Secara bottom line, HMM terbebani oleh harga BBM yang 32 persen lebih mahal dibanding tahun
2017.
HMM berhasil mengangkut 4,46 juta TEUs dalam kurun waktu 12 bulan ato setara dengan kenaikan 10,6 persen, sebuah angka yang
cukup spektakuler. Hal lain yang dikeluhkan adalah ihwal sanksi atas Iran + lemotnya adaptasi tarif global.
Selain optimisme yang tumbuh didalam
organisasi HMM, manajemen yakin dengan masa depan industri pelayaran yang lebih
baik. Hal ini dibuktikan dengan pesanan kapal anyar sebanyak 20 (duapuluh) unit Bro’ en Sis’.
HMM harus bisa membuktikan
konsistensinya supaya pada saat 20 unit kapal ramah lingkungan (eco-friendly
mega containerships) jadi, target pasar yang disasar menjadi penentu
keberhasilan HMM, jangan bernasib seperti sodaranya Hanjin Shipping (HJS) tempo hari.
Bulan Oktober 2018, HMM ngumumin bahwa perusahaan pelat merah Korsel, Korean Ocean Business Corporation
(KOBC) membiayai misi HMM ngeborong kapal
gede (ka-ge) senilai USD 5,4 milyar
!
HMM membeli 12 x 23.000 TEUs + 8 x 14.000 TEUs yang akan dikirim mulai tahun 2020 mendatang. Spontan asosiasi perkapalan
Eropa dan Jepang melayangkan protes atas subsidi diatas tapi kayaknya jalan
terus tuh.
Walau diprotes karena dianggap ngga fair, HMM bakal maju terus pantang
mundur apalagi pemerintah Korsel merasa bersalah juga membiarkan HJS tempo hari
bangkrut sehingga Korsel gak punya pelayaran yang masuk 10 besar dunia.
Sangat dimaklumi bahwa terhitung
mulai tahun 2020, HMM bakal berjalan sendiri ato nyari aliansi strategis lain
... entahlah. Selain putus hubungan dengan 2M
(Maersk Line + MSC) yang selama ini
membantunya, HMM bakal jadi kekuatan waaah juga.
Menurut data Alphaliner, kapasitas terpasang HMM bila order ka-ge jadi nanti,
akan menjadi 820.742 TEUs ato nyari
dobel dari posisi saat ini yang hanya 424.742
TEUs dan bakal nyalip pelayaran Taiwan
juga, Yang Ming (YML) di posisi
ke-8.
Mari kita lihat kompetisi 1-2 tahun
ke depan seperti apa. Bisa jadi juga akan ada perubahan aliansi strategis ato
malah membentuk satu poros baru ? Just wait and see. Eng ing eng ...
Sumber : Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar