Opsi yang sering digadang-gadang di
sisi angkutan biasanya menunjukkan arah utara peta dunia, yakni kawasan Arktik ato pemanfaatan jalur kereta api (KA) lintas benua semisal
Jalur Sutera ato Trans-Siberia.
Peta angkutan saat ini sangat
bervariasi karena dipicu mahalnya harga
bahan bakar (naik secara berkala) dan operator angkutan harus mencari akal
agar biaya logistik tetap bisa terjangkau.
Jika tidak, pasti industri logistik
swasta khususnya akan ditinggal dan berganti ke pihak yang lebi akomodatif
untuk bisa menyerapnya. Di era digitalisasi semuanya tengah bergulir dan
tahapannya mulai bergeser secara significant.
Kabarnya Jepang tengah mencoba
alternatif angkutan menggunakan kombinasi ferry
/ kapal RO/RO dan juga KA Trans
Siberia. Opsi baru ini dikabarkan bisa menghemat biaya sekitar 40 persen antara Jepang – Rusia. Wooow.
Proyek yang digarap dan bakal
menghubungkan koridor propinsi Jilin (Tiongkok)
agar terkoneksi ke pelabuhan Vladivostok
(Rusia), Donghae (Korea Selatan) dan
Sakaiminato (Jepang). Di masa depan bahkan akan ditambah lagi.
Awal tahun 2018, Jepang dan Rusia
melaksanakan ujicoba angkutan
melalui jalur laut dan juga darat via KA. Untuk diketahui, jalur KA Trans Siberia menempuh 9.289 km dan butuh pengembangan
kedepannya diantara kedua negara – demikian sebagaimana disampaikan Deputy Menteri Perhubungan & Infrastruktur
Jepang, Toshihiro Matsumoto.
Sedangkan perjalanan kargo via kapal
laut saat ini, dari Jepang ke Rusia sebelah barat membutuhkan waktu 62 hari. Gak disebutin kalo pake KA ato
Arktik seberapa cepat karena memang blon ada datanya.
Tetap dimonitor karena cepat ato
lambat, opsi angkutan diatas pasti terwujud apalagi bila dipasang embel2 bisa menurunkan biaya logistik di masing2
negara.
Sumber : Dari Sana-sini / Ilustrasi : Brickerz Blog..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar