Namanya mumpung banyak duit dan sektor logistik menawarkan pesona luar
biasa, sehingga para pemilik modal
berlomab-lomba membangun terminal
kontainer, kebanyakan di Timur
Tengah yang sejak lama terkenal dengan limpahan kekayaannya.
Negeri2 sakti mandraguna begini nih
yang sulit dikontrol pembanguinannya bahkan melebihi kapasitas volume tampung
yang ada. Artinya volume kargo cuma 10 (sepuluh) tetapi membangun kapasitas
tampung hingga berkali-kali lipat. Uedaaaan !
Sayang gak kepake khan alias kurang
optimal. Tapi klo punya jawaban, gpp buat antisipasi di masa depan, yo wes. Gak
perlu debat panjang. Alangkah bagusnya disebar ke daerah yang membutuhkan, khan
ekspansi skaligus profitable.
Menurut sebuah studi yang
dilaksanakan oleh Transport Intelligence
(TI) dari Inggeris, kawasan Teluk Persia bakal memiliki kapasitas terminal kontainer berlebih
– bila semua proyeknya berjalan lancar ‘loh ya.
Menurut catatan TI, kelebihan
kapasitas bisa menimbulkan beragam problem. Contohnya, tahun 2016 volume muatan Bahrain 300.000 TEUs tetapi saat membangun Khalifa Bin Salman, kapasitas per tahunnya diproyeksikan 1 juta TEUs !.
Dalam laporan ayng diberi tajuk
Middle East Logistics Investment Opportunities 2018, semua pelabuhan dan
bandara yang dibangun melebihi kapasitas yang ada, bisa jadi untuk beberapa
tahun kedepan.
Contoh lain, Qatar menangani dibawah
500.000 TEUs per tahun tetapi kapasitas yang dimilikinya 4x lipat lebih besar.
Sementara Oman (Duqm, Sohar + Salalah) total volumenya 4 juta TEUs tetapi kapasitas total per tahun bisa mengakomodir 10,5 juta TEUs.
Pelabuhan besar saat ini dengan
volume besar berada di Arab Saudi yakni
Dammam + Jeddah, sementara Uni Emirat Arab (UEA) menjagokan Khor-Al-Fakkan serta Port of Jebel Ali
yang terbaru.
Bisa dibayangkan potensi yang akan
terjadi bila pasok ruang melebihi permintaan ? Itulah yang dikhawatirkan TI
dengan melihat perkembangan investasi di dunia Arab.
Sumber : Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar