Aksi keras yang ditunjukkan petinggi pelabuhan Auckland, Selandia Baru, bukannya mengundang simpati, malah cacian dan dukungan kepada 300 buruh yang dipecat oleh CEO Port of Auckland (PoA), Tony Gibson.
Bahkan salah perwakilan yang
duduk di salah satu dewan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), yakni International
Transport Workers’ Federation (ITF) mengecam keras tindakan PoA. ITF mewakili
atau mengakomodir kepentingan buruh diberbagai belahan dunia.
Tak terkecuali yang
terafiliasi ke badan-badan lain di PBB, seperti International Labour
Organization (ILO), International Maritime Organization (IMO) dan International
Civil Aviation Organisation (ICAO). Artinya, pengaruh ITF cukup luas.
Serikat pekerja lain di
ibukota Selandia Baru, Wellington bahkan menolak melayani kapal Maersk Line (Maersk
Brani) minggu lalu. Pejabat PoA sudah memanggil polisi untuk menjaga keamanan
staf dan tamu, dari amukan buruh yang diberhentikan tersebut.
Aksi buruh pun cukup besar,
melibatkan sekitar 5.000 orang termasuk simpatisan dari masyarakat dari sektor
yang berbeda, namun peduli. Yel-yel diteriakan secara lantang, diantaranya “worker
rights are under attack”. Reporter One News Selandia Baru melaporkan.
PoA baru-baru ini
menandatangani perjanjian dengan 2 (dua) perusahaan bongkar muat (stevedoring
companies) untuk menggantikan buruh-buruh yang mogok. Kabarnya, Senin (19/03) ini
PoA akan menyampaikan argumentasi di pengadilan setempat, karena tekanan
masyarakt internasional juga.
Permintaan ini didasari
desakan Maritime Union of New Zealand (MUNZ), agar nantinya setelah adanya
bahasan di pengadilan keluar keputusan yang menilai tindakan PoA tersebut,
legal atau ilegal (tidak sah).
So, kita menunggu kabar aja
ya. Moga-moga yang terbaik buat semuanya dan ada kata kompromi. Berita terkait,
baca juga JT 090312 : Kisruh Di Pelabuhan Selandia Baru.
Sumber : Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar