Kewenangan pelabuhan dan operator terminal akan diuji dengan kehadiran ka-ge ini, khususnya saat on-time reliability menjadi pertaruhan. Setidaknya meng-efisien-kan turnaround times - demikian ulasan analis maritim SeaIntel's dalam laporan terakhirnya tentang jadual pelayaran.
Sebagai contoh, untuk rute Asia - Eropa, sebuah kapal berkapasitas 6.000 TEUs akan menyita 15 % waktu sandar di pelabuhan dari skala total port times, sedangkan untuk kapal berkemampuan 12.000 TEUs menyikat 20 % masa pelayaran.
Keunikan hanya ada di kelompok CKYH (Coscon, "K" Line, Yang Ming, Hanjin) dimana kapal-kapal kecil memiliki jumlah port stay lebih lama , setidaknya ada di 2 servis mingguan. Maersk mengemukakan faktor keterlambatan (delay) mendominasi 2/3 jadual pelayarannya sedangkan sisanya tergantung operasi kapal dan cuaca.
Bagi anggota New World Alliance (NWA : APL, HMM, MOL) durasi kapal 9.000 TEUs mencapai 21,4 % dari total perjalanan di pelabuhan, diikuti Grand Alliance (G.A : HLCL, OOCL, NYK) sebesar 19,2 %.
Saat ini, baik NWA maupun G.A sedang gencar-gencar mengembangkan armadanya dengan kapal 13.000 - 14.000 TEUs, nantinya ka-ge ini diprediksi bakal menyita waktu 25 % hingga 27 %. Kayaknya disain penyusunan jadual kapal harus menyesuaikan diri dengan perkembangan.
Seperti apa wujudnya, meneketehe ? Ya gitu, masih dipikirkan sama pakar-pakarnya. Tenang aja.
Sumber : Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar