Program pensiun dini alias pendi, entah diminati ato ngga, yang pasti
diberdayakan saat perusahaan mengalami krisis berkepanjangan ato menghadapi
masalah serius sehingga gak bisa bayar gaji sebagaimana lazimnya.
Untuk menghindari kebangkrutan
biasanya perusahaan menawarkan berbagai macam paket, salah satu pendi ini.
Dasar alasan yang dipake pemilik galangan kapal Samsung Heavy Industries (SHI) memang logis koq.
Sebagaimana dimaklumi, belakangan
ini order kapal kontainer rada berkurang
karena pasar udah mulai jenuh dan bahkan kelebihan pasok kapal2 super gede (diatas 20.000 TEUs) sehingga yang ada tingkat
harga jadi jeblok juga.
Sebut saja persaingan tidak sehat.
Nah, sekarang pelayaran gede lagi pada diet untuk menyehatkan performansi
dengan armada yang masih ada dan umurnya relatif muda. Ujung2nya mengurangi
order kapal dan yang kena dampak pihak galangan
kapal (shipyard) seperti yang ada di Korea
ini.
Pihak SHI bahkan mewajibkan kepada seluruh pegawainya mengambil rencana hak cuti sebagai akibat krisis berkepanjangan di sektor
perkapalan seluruh negeri. November
2017 lalu 3.000 pekerja
dinon-aktifkan.
Jika tahun lalu masih berbayar, bisa
jadi kedepannya gak dibayar sama sekali (unpaid leave program) akibat sikon keuangan
yang cukup mengkhawatirkan. Sejak Maret
2018 lalu, program serupa diberlakukan di Ningbo, Tiongkok.
Apakah cuma SHI ? Ternyata galangan
kapal terbesar di dunia, Hyundai Heavy Industries (HHI) juga memberhentikan
5.000 pekerjanya akibat ditutupnya offshore facility di bulan Agustus lalu.
Udk (untuk diketahui ato FYI), untuk
kuartal 2-2018 pihak SHI membukukan nett loss / kerugian KRW 142,7 milyar (= USD 127 juta), berbanding terbalik
dengan sikon tahun lalu diperiode yang sama, nett profit KRW 22,7 milyar.
Semoga industri maritim bisa segera
bangkit kembali. Efeknya bisa kemana-mana tuh.
Sumber : Splash 24/7.